THAHARAH / BERSUCI – كتاب الطها رة

Thaharah

KITAB THAHARAH / BERSUCI

الطها رة

Kitab Thaharah ini berisi hadits-hadits mengenai wajibnya bersuci untuk shalat, tata cara berwudhu yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, Adab Istithabah (buang air), cara beristinja, hukum jilatan anjing, hukum kencing bayi dan cara mensucikannya, mencuci mani yang melekat di baju, dan hadits-hadits lain terkait dengan bersuci.

Pada kitab Shahih Bukhari, hadits-hadits terkait Thaharah ini, antara lain terdapat pada Kitab Wudhu, Kitab Mandi dan Kitab Tayamum.

Pada kitab Shahih Muslim, hadits-hadits terkait Thaharah ini ada pada Kitab Thaharah.

Di dalam buku Mutiara Hadits Shahih Bukhari Muslim, Kitab Ath-Thaharah ini terdiri dari 35 hadits, yaitu sbb :

  • Hadits No. 134 Mengenai Kewajiban Bersuci untuk melakukan Shalat
  • Hadits No. 135 Mengenai Menyempurnakan Wudhu dan Shalat dua rakaat
  • Hadits No. 136 Mengenai Contoh Wudhu dari Nabi SAW
  • Hadits No. 137 Mengenai Menghirup Air dengan hidung sebanyak tiga kali (atau ganjil), dan beristinja dengan menggunakan batu sebanyak tiga batu (atau ganjil)
  • Hadits No. 138 Mengenai Menghirup Air dalam hidung sebanyak tiga kali
  • Hadits No. 139 Mengenai Membasuh Tumit
  • Hadits No. 140 Mengenai Membasuh Tumit
  • Hadits No. 141 Mengenai Bercahayanya muka, tangan dan kaki umat Muhammad SAW, karena bekas wudhu
  • Hadits No. 142 Mengenai Perintah Bersiwak (Gosok Gigi)
  • Hadits No. 143 Mengenai Cara Rasul SAW bersiwak
  • Hadits No. 144 Mengenai Kebiasaan Rasul SAW yang selalu bersiwak
  • Hadits No. 145 Mengenai Lima Tuntunan Fitrah
  • Hadits No. 146 Mengenai Memanjangkan Jenggot dan memotong Kumis
  • Hadits No. 147 Mengenai Memotong Kumis dan memanjangkan Jenggot
  • Hadits No. 148 Mengenai Adab Buang Air, Jangan menghadap atau membelakangi Kiblat
  • Hadits No. 149 Mengenai Buang air menghadap Baitul Maqdis
  • Hadits No. 150 Mengenai Buang air di dalam rumah
  • Hadits No. 151 Mengenai Larangan Istinja dengan tangan kanan
  • Hadits No. 152 Mengenai Kesunahan mendahulukan kanan
  • Hadits No. 153 Mengenai Beristinja dengan air
  • Hadits No. 154 Mengenai Beristinja dengan air
  • Hadits No. 155 Mengenai Mengusap Sepatu (Khuf)
  • Hadits No. 156 Mengenai Buang air kecil
  • Hadits No. 157 Mengenai Mengusap Sepatu (Khuf)
  • Hadits No. 158 Mengenai Mengusap Sepatu (Khuf)
  • Hadits No. 159 Mengenai Mengusap Sepatu (Khuf)
  • Hadits No. 160 Mengenai Hukum Jilatan Anjing
  • Hadits No. 161 Mengenai Larangan Kencing dalam air yang menggenang
  • Hadits No. 162 Mengenai Mensucikan Masjid dari segala jenis najis
  • Hadits No. 163 Mengenai Hukum kencing bayi laki-laki
  • Hadits No. 164 Mengenai Hukum kencing bayi laki-laki
  • HAdits No. 165 Mengenai Mencuci mani yang melekat di baju
  • Hadits No, 166 Mengenai Najisnya darah dan cara membasuhnya
  • Hadits No. 167 Mengenai Siksa kubur karena buang air kecil yang tidak tuntas

 

 

 

KITAB : HAID ; BAB: TIDUR DALAM KEADAAN DUDUK YANG MANTAP TIDAK MEMBATALKAN WUDHU

212. Anas bin Malik r.a. berkata: Setelah iqamat sedang Nabi saw. masih bicara dengan dua orang di samping masjid, mak a tiadalah Nabi saw. melaksanakan shalat, sehingga sahabat-sahabat yang menantikannya tidur, kemudian mereka bangun dan langsung shalat. (Bukhari, Muslim).   Yakni tanpa memperbarui wudhu.

KITAB : HAID ; BAB: ORANG MUSLIM TIDAK NAJIS

210. Abu Hurairah r.a. berkata: Ketika aku sedang junub (janabat) bertemu dengan Nabi saw. lalu dipegang tanganku, maka aku berjalan bersama beliau sehingga sampai di suatu tempat lalu beliau duduk, maka aku berusaha meloloskan diri dari padanya dan segera mandi kemudian kembali ke tempat Nabi saw.    maka beliau bertanya: Kemana engkau ya Aba Hir?     Jawabku: Aku tadi sedang junub dan enggan duduk bersamamu, maka aku segera mandi.      Nabi saw. bersabda: Subhanallah hai Abu Hurairah, sesungguhnya seorang mukmin itu tidak najis. (Bukhari, Muslim).

KITAB : HAID ; BAB: TAYAMUM

209. Umair Maula Ibn Abbas r.a. berkata: Aku bersama Abdullah bin Yasar Maula Maimunah r.a. pergi ke tempat Abul Juhaim bin Al-Harits Al-Anshari r.a. lalu berkata Abul Juhaim: Rasulullah saw. datang dari arah bi’r jamal (sumur jamal), lalu bertemu dengan orang yang memberi salam padanya, tetapi tidak dijawab salamnya oleh Nabi saw. sehingga beliau menghadap dinding dan mengusap muka dan kedua tangannya kemudian menjawab salam pada orang itu. (Bukhari, Muslim).

Demikian Nabi saw. menunjukkan adabnya terhadap nama Allah sehingga tidak suka menyebut nama Allah kecuali dalam keadaan yang sungguh-sungguh suci lahir batin.

KITAB : HAID ; BAB: TAYAMUM

208. Seorang datang kepada Umar bin Al-Khatthab r.a. dan bertanya: Aku berjanabat lalu tidak mendapat air. Jawab Umar: Jangan Shalat. Maka Ammar r.a. berkata kepada Umar: Ya Amirul Mukminin. Apakah engkau tidak ingat ketika aku bersamamu dalam bepergian lalu kita berdua berjanabat, adapun engkau tidak shalat sedang aku berguling-guling di tanah lalu shalat, lalu hal itu aku ceritakan kepada Nabi saw. lalu Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya cukup bagimu berbuat begini, lalu Nabi saw. memukulkan kedua tapak tangan ke tanah, lalu ditiup kemudian diusapkan mukanya dan kedua tapak tangannya. (Bukhari, Muslim).

KITAB : HAID ; BAB: TAYAMUM

207. Syaqiq berkata: Ketika aku duduk bersama Abdullah dan Abu Musa Al-Asy’ari r.a. maka Abu Musa bertanya: Bagaimana jika seorang janabat lalu tidak mendapat air hingga satu bulan. Tidakkah ia tetap tayamum dan shalat?     Jawab Abdullah: Tidak boleh tayamum meskipun sampai sebulan.      Abu Musa berkata: Lalu bagaimana maksud ayat dalam surat Al-Ma’idah: Lalu kamu tidak mendapat air, maka tayamumlah kalian dengan tanah yang suci.       Abdullah berkata: Jika diizinkan begitu, kemungkinan jika mereka merasa kedinginan lalu bertayamum.       Lalu Abu Musa berkata: Jadi kamu tidak suka karena khawatir ini.       Jawab Abdullah: Benar.       Maka Abu Musa berkata: Apakah kamu tidak mendengar keterangan Ammar bin Yasir kepada Umar: Nabi saw. telah mengutusku dalam suatu hajat, kemudian aku janabat dan tidak mendapat air, sehingga aku berguling-guling di tanah bagaikan binatang, kemudian aku ceritakan kejadian itu kepada Nabi saw., maka Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya cukup bagimu berbuat begini lalu diusapkan tangan kanan pada tangan kiri dan yang kiri pada yang kanan dan mengusap mukanya.          Abdullah berkata: Tidakkah engkau mengetahui bahwa Umar tidak puas dengan keterangan Ammar r.a.? (Bukhari, Muslim).