KITAB PUASA ; BAB : ORANG PUASA HARUS MENJAGA LIDAH

706. Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Puasa itu bagaikan perisai (dinding), maka jangan berkata keji (rayuan) atau berlaku bodoh (menjerit-jerit) dan sebagainya. Dan jika ada orang yang mengajak berkelahi atau memaki hendaknya berkata: Aku puasa, aku puasa. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya bau mulut orang yang sedang puasa itu lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi (misik). Dia meninggalkan makan, minum, dan syahwatnya karena-Ku, puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi pahalanya, dan biasa tiap kebaikan sepuluh kali lipat gandanya. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : MENGQADHA PUASANYA ORANG YANG TELAH MATI

704. ‘Aisyah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang mati sedang mempunyai hutang puasa, maka dapat dipuasakan (dibayar puasanya) oleh walinya. (Bukhari, Muslim).

705. Ibn Abbas r.a. berkata: Seorang datang bertanya kepada Nabi saw. Ya Rasulullah, ibuku mati sedang ia berhutang puasa sebulan, apakah boleh aku mengqadha untuknya? Jawab Nabi saw.: Ya. Hutang kepada Allah lebih patut dibayar (diqadha). (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : MENERANGKAN MANSUKH NYA AYAT: WA ALAL LADZINA YUTHIQUNAHU FIDYATUN DENGAN AYAT: FAMAN SYAHIDA MINKUMUSY SYAHRA FALYASHUMHU

702. Salamah r.a. berkata: Ketika turun ayat: Wa alal ladzina yuthiqunahu fidyatun tha’amu miskin (Terhadap orang yang tidak kuat puasa harus membayar fidyah yaitu memberi makan kepada orang miskin), maka siapa yang tidak puasa langsung membayar fidyah sehingga turun ayat: Faman syahida minkumusy syahra fal yashumhu (Siapa yang menyaksikan bulan puasa harus puasa) maka hapuslah hukum bebas puasa atau tidak puasa itu, dan tetap bagi orang yang benar-benar tidak bertenaga. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : MAKRUH PUASA HARI JUMAT SEMATA

700. Muhammad bin Abbad bertanya kepada Jabir r.a.: Apakah Nabi saw. melarang puasa hari Jumat? Jawabnya: Ya. (Bukhari, Muslim).

701. Abu Hurairah r.a. berkata: Aku mendengar Nabi saw. bersabda: Kalian jangan berpuasa hari Jumat, kecuali disambung dengan hari yang sebelumnya atau hari yang sesudahnya. (Bukhari, Muslim).

KITAB PUASA ; BAB : LARANGAN BERPUASA PADA HARI RAYA IDUL FITRI ATAU IDUL ADHA

697. Umar bin Al-Khatthab r.a. berkata: Pada kedua hari ini, Nabi saw. telah melarang orang puasa, yaitu hari raya Idul Fitri sesudah Ramadhan dan hari raya Idul Adha sesudah wukuf di Arafah. (Bukhari, Muslim).

698. Abu Said Al-Khudri r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Dan tidak boleh puasa pada kedua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. (Bukhari, Muslim).

699. Ziyad bin Jubair berkata: Seorang datang bertanya kepada Ibn umar r.a.: Seseorang nazar akan puasa hari Senin, tiba-tiba bertepatan hari raya? Jawab Ibn Umar r.a.: Allah menyuruh menepati janji nazar tetapi Nabi saw. melarang puasa pada hari raya. (Bukhari, Muslim).  Jadi yang harus dilaksanakan, tidak puasa pada hari raya itu, dan dilaksanakan di lain hari Senin.

KITAB PUASA ; BAB : SIAPA YANG TERLANJUR MAKAN DI HARI ASYURA, SUPAYA MENAHAN DIRI SEPANJANG HARI

695. Salamah bin Al-Akwa’ r.a. berkata: Pada hari Asyura Nabi saw. menyuruh orang berseru: Siapa yang telah makan hendaknya berpuasa (menahan sepanjang hari), dan yang belum makan maka jangan makan. (Bukhari, Muslim).

696. Ar-Rubayyi’ binti Mu’awwidz r.a. berkata: Nabi saw. mengutus orang pada hari Asyura ke daerah Anshar memberitahukan: Siapa yang tidak puasa maka hendaknya berpuasa sisa harinya itu, dan siapa yang puasa tetap puasa. Rubayyi’ berkata: Maka kami selalu puasa sesudah mendapat anjuran itu, dan melatih anak-anak kami berpuasa sehingga kami hibur mereka dengan mainan dari kapuk (kapas), dan bila menangis minta makan maka kami hibur dengan mainan itu hingga waktu buka. (Bukhari, Muslim).